Jaringan internet merupakan dunia yang luas dan tak terbatas, penuh dengan berbagai layanan digital yang dapat mempermudah kehidupan kita. Namun, tak jarang pula dunia digital penuh dengan kejahatan yang dapat mengancam privasi data Anda dan orang-orang di sekitar Anda.
Untuk menghindari pencurian data dan serangan siber yang dapat menurunkan performa perangkat favorit kita, ada baiknya kita membekali diri dengan pengetahuan cukup mengenai serangan siber. Berikut tiga jenis serangan siber yang sering terjadi dan beberapa tips yang dapat Anda lakukan untuk mengatasinya.
Pixabay / Pexels
Malware
Malicious software atau malware merupakan serangan siber berupa program atau koding yang diciptakan untuk menyerang suatu perangkat, jaringan, atau server. Istilah malware sendiri memayungi berbagai jenis serangan software seperti trojan, spyware, virus, worm, dan cryptojacking sehingga menjadi cara paling umum untuk menyerang pengguna melalui dunia maya. Perangkat lunak berbahaya dikirim untuk mengambil informasi pengguna, mengunci perangkat hingga tidak bisa dipakai, mengunduh file berbahaya, bahkan menggunakan perangkat Anda untuk menyerang organisasi lain.
Sebagian besar malware menyerang perangkat lunak dari suatu sistem. Untuk itu, Anda perlu melakukan isolasi terhadap sistem atau perangkat yang terdampak serangannya. Kemudian, lakukan identifikasi terhadap tipe serangan dan memetakan seluruh sistem yang terinfeksi. Dengan begitu, Anda dapat menyusun rencana untuk memusnahkan malware dan memulihkan sistem operasi yang terinfeksi.
Ransomware
Serupa dengan malware, ransomware merupakan serangan software yang mengenskripsi data atau mengambil alih program dan sistem untuk tujuan kriminal. Pelaku ransomware umumnya menyandera data tersebut dan mengharuskan korban untuk membayar biaya tebusan untuk mendapatkan kembali akses atau data yang telah dicuri.
Dilansir dari IBM, hal pertama yang harus Anda lakukan adalah mengisolasi sistem yang terdampak serangan malware. Matikan koneksi perangkat Anda dengan jaringan WiFi, Bluetooth, dan segala bentuk jaringan digital yang terhubung dengan perangkat yang terinfeksi. Jangan lupa untuk mendokumentasikan surat ransom yang menyatakan ancaman dan jumlah biaya tebusan sebagai bukti laporan ke kantor polisi atau pengadilan.
Selanjutnya, jangan restart perangkat yang telah terinfeksi serangan. Melakukan restart hanya akan mencelakakan sistem dan mempersulit proses investigasi data. Sebagai gantinya, lakukan idenfikasi menyeluruh terhadap serangan ransomware serta petakan perangkat dekripsi yang dapat membantu Anda memusnahkan virus dan memulai proses pemulihan sistem.
Serangan Denial-of-Service (DoS)
Serangan Denial-of-Service umumnya dilakukan dengan membanjiri lalu lintas server dengan permintaan atau data palsu untuk mengganggu operasi bisnis. Pengguna tidak akan bisa mengakses program, situs, maupun sumber daya lain yang dioperasikan dalam komputer. Meski tidak menyerang perangkat lunak atau meminta uang tebusan, serangan DoS umumnya dapat menyebabkan kerugian waktu, biaya, dan sumber daya bagi suatu perusahaan.
Untuk mengatasi serangan DoS, pindai (scan) sistem yang terindikasi serangan DoS untuk menemukan perbedaan intensitas lalu lintas yang masuk. Lakukan penyaringan lalu lintas untuk menemukan sumber data yang berbahaya. Lalu, lakukan blackhole routing, yakni menghentukan semua lalu lintas yang masuk untuk mengurangi intensitas serangan DoS. Kemudian, lakukan pembersihan secara menyeluruh untuk memungkinkan lalu lintas unduhan dan unggahan yang sah agar dapat mencapai tujuannya.
FlyD / Unsplash
Pastikan juga Anda sudah menggunakan layanan internet yang dilengkapi dengan perlindungan siber yang kuat. Sebagai penyedia layanan internet terpercaya, Netstar merupakan mitra resmi dari Sophos. Dengan begitu, Netstar mampu memperluas cakrawala keamanan sibernya dan memberikan solusi terintegrasi. Hubungi Netstar (www.netstar.id) untuk informasi lebih lanjut.